Sabtu, 30 Mei 2015

PEMINJAM WAKTU

Beberapa waktu yang telah terlewati namun penuh dengan kekosongan.
Waktu ku tidak dihitung dari 1-24 jam, jarang melewati waktu hingga 24 jam lamanya apa lagi hingga 1 minggu atau selebihnya.
Berharap sang penguasa waktu meminjamkan waktu lebih dari sehari sehingga bisa aku nikmati penuhnya hari dari sebelum terbenamnya matahari dan kembali terbit. 
Begitu pelitkah sang penguasa waktuku itu....?
Aku ingin meminjam waktu itu...
Waktu yang membuat aku merasa hembusan angin, teriknya panas matahari, dinginnya suasanya malam oleh rembulan.
Berikan sedikit asa itu, meski tidak menciptakan harapan.
Sang Pengusaha waktu berapakah engkau menjual waktu....?
Bisakah aku membelinya dari dirimu...?

Berkelana hingga lautan dirimu...
Menerjang badai hingga terhempas segala harap
Menjadikannya singgasana yang indah
Meskipun telah porak poranda
Akan aku susun menjadi istana

Tertatih kaki ini berjalan
Mengikuti dirimu sampai terusir
Berharap waktu engkau berikan dengan cuma-cuma

By : Kucing Jalanan

Kamis, 28 Mei 2015

Makan Tulang

Kebiasaan dari Kucing Jalanan adalah makan makanan sisa yang telah di buang oleh manusia. Apa pun bisa dimakan asalkan berbau amis, meskipun sudah berhari-hari lamanya telah terbuang Kucing Jalanan masih ingin memakannya. Dasar Kucing Jalanan melihat tulang ayam dan tulang ikan saja menjadi makanan ternyaman untuknya.

seperti kehidupan, Kucing Jalanan banyak memakan manis, asam, asinnya Dunia (Kata Pepatah). Bertahan hidup seperti yang dilakukannya adalah hal biasa.

bertemu dengan bala berandalan si anjing yang siap-siap untuk mencabik-cabik tubuhnya yang mungil. "gggggrrrrrrrrrrr........" si anjing menggeram. karena dengan lancang mengambil wilayah kekuasaannya. jika saja si Kucing Jalanan tidak menemukan sisa tulang ayam dan ikan itu, tulang-tulang itu telah menjadi milik si anjing berandalan. aahhh..... nasi sudah menjadi bubur. bagaimana bisa makanan yang sudah dimakan bisa dikembalikan utuh. si anjing hanya bisa menggeram dengan gigi taring yang panjang dia tampakan pada si Kucing Jalanan.

Kucing Jalanan mencuci mulut dengan lidahnya dan bersikap santai di hadapan anjing yang sedang marah dan pergi berlalu begitu saja.

Rabu, 27 Mei 2015

Kucing Jalanan: LIAR

Kucing Jalanan: LIAR: Seperti judulnya si Kucing Jalanan yang Liar. hidup seperti kucing liar pergi kesana kemari hanya untuk mencari seonggok nasi untuk dimaka...

Selasa, 26 Mei 2015

LIAR

Seperti judulnya si Kucing Jalanan yang Liar.
hidup seperti kucing liar
pergi kesana kemari hanya untuk mencari seonggok nasi untuk dimakan.
dimana pun tinggal asalkan tidak terkena teriknya panas matahari dan dinginnya bila malam datang.
bisa berteduh saat hujan turun. itulah aku.
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, bercerita tentang pencaharian jati diri yang sebenarnya.
jatuh bangun dalam setiap persoalan hidup.
seringkali meneteskan air mata dan jatuh dalam lobang yang dalam hingga tidak dapat bangkit untuk naik ke atas permukaan.
melihat dan menyaksikan keindahan dunia itu suatu impian yang entah bila akan tercapai.
mencari majikan... uuuhhhh itu tidak akan mungkin.
aku kucing jalanan yang liar, terbiasa dengan kehidupan yang bebas.
di mana tidak ada yang dapat mengekang setiap apa yang aku lakukan.
terkadang aku perlu tempat untuk bermanja seperti kucing-kucing lain.
sial.... padahala aku kucing jalanan. apa sebenarnya dalam pikiran ku....?
setiap orang yang aku jumpai mereka hanya bisa berceloteh.
hiduplah dengan benar agar ada orang yang mengambilmu menjadi binatang peliharaan.
lagi dan lagi mereka hanya pandai berbicara.
aku terusi hidup seperti kucing jalanan.
mencari kebebasan tanpa henti.
mencari ketenangan yang tiada tara.
mencari jati diri yang belum jelas.
mungkinkah ini jalan hidup....?
tapi aku bersyukur setidaknya Tuhanku ada.
Dia lah yang memelihara si Kucing Jalanan.